Detikinvestigasi.com.Lampung.
Kontestasi Pemilihan Gubernur Lampung (Pilgub) telah berlangsung meskipun sejatinya baru akan diselenggarakan pada 27 November tahun 2024. Sederet nama menguak dipublik, namun ironis bagi Arinal Djunaidi salah satu calon yang merupakan petahana elektabilitas Arinal terus menurun secara drastis. Dilansir dari lampunginsider.com.
Arinal kini menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan posisinya. Belakangan ini, Arinal terus diguncang berbagai masalah yang mengintai menjelang berakhirnya masa jabatannya. Kasus terbaru melibatkannya dilaporkan ke Kejaksaan Agung terkait dugaan pelanggaran terhadap Pergub No.33/2020 mengenai Tata Kelola Panen dan Produktivitas Tanaman Tebu. Tuduhan tersebut menyoroti kebijakan yang diduga menguntungkan pihak-pihak tertentu. Selain itu, elektabilitasnya pun mengalami penurunan yang cukup signifikan. Masyarakat Lampung mulai mengekspresikan kekecewaannya terhadap kinerja Arinal. Isu-isu seperti infrastruktur yang tidak memadai, termasuk jalan rusak dan proyek pembangunan Kota Baru yang terbengkalai, menjadi fokus kritik terhadap pemerintahannya. Hal serupa juga berlaku pada Hanan A Rozak yang merupakan mantan Bupati Tulang Bawang yang dianggap masyarakat telah gagal selama kepemimpinannya. Hal tersebut ujung dari kekecewaan masyarakat Tulang Bawang yang mengeluh Insfratruktur jalan yang rusak parah semasa Kepemimpinannya maupun Bupati-bupati lainnya.
Di internal Partai Golkar Lampung, dukungan terhadap Arinal semakin menipis. Banyak pengurus dan kader partai yang mulai mencari alternatif dukungan, dan beberapa di antaranya beralih mendukung Hanan A. Rozak. Bahkan di tingkat nasional, kepercayaan terhadap Arinal dalam partai pun terus merosot, terutama setelah kegagalan Sekjen Partai Golkar, Lodewijk Paulus, dalam pemilihan legislatif sebelumnya.
Surat Tugas dari Partai Golkar yang mencantumkan dua nama sebagai calon dalam Pilgub Lampung, yaitu Hanan A. Rozak dan Arinal, menunjukkan adanya perpecahan di dalam partai tersebut. Meskipun Arinal berusaha membangun strategi dengan menempatkan penjabat bupati di beberapa kabupaten di Lampung, namun tampaknya hal tersebut tidak mampu meraih dukungan yang signifikan untuk pencalonannya dalam Pilgub Lampung 2024.
Sementara itu, Hanan A. Rozak berusaha memperoleh dukungan di kalangan Partai Golkar dengan aktif melakukan sosialisasi di berbagai daerah. Berdasarkan pengamatan pengamat politik, kemungkinan besar rekomendasi dari Partai Golkar akan diberikan kepada Hanan, bukan kepada Arinal. Namun hal tersebutpun belum menjadi suatu kepastian dikarenakan beredar informasi ada nama lain yang juga mempunyai peluang untuk memperoleh rekomendasi dari Partai Golkar, nama calon lain tersebut yakni Haryanto, sebuah nama yang terdengar cukup asing namun menjadi salah satu bakal calon Gubernur yang namanya tiba-tiba mencuat menjelang Pilgub Lampung tahun 2024. Bahkan Dia digadang-gadang menjadi kuda hitam di Pilgub Provinsi Lampung tahun 2024.
Nama Haryanto bukan tidak mungkin menjadi alternatif Partai Golkar mengingat baik Arinal Djunaidi maupun Hanan A Rozak sama-sama memiliki elektabilitas yang kurang bagus dimasyarakat terkait Infrastruktur jalan yang rusak diwilayah kerjanya masing-masing ketika menjabat sebagai Gubernur dan Bupati.
Haryanto sendiri meskipun merupakan. Pendatang baru cukup memungkinkan memperoleh Rekomendasi dari Partai Golkar mengingat dukungan masyarakat Lampung yang begitu besar dan masi kepadanya. Pergerakannya yang senyap dan tidak terbaca oleh lawan cukup membuat lawan lengah ketika faktanya masyarakat Lampung mayoritas mendukungnya. Hal tersebut ditandai dengan adanya dukungan resmi dari berbagai organisasi-organisasi besar, raja-raja/tokoh-tokoh adat, gabungan kelompok tani dsb. Bahkan Haryanto disinyalir pernah bertemu dengan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar terkait Pilgub Lampung tahun 2024. Hal tersebut tidak pernah terduga sebelumnya oleh para elit politik ataupun para pengamat politik.
Photo dari kiri ke kanan : Raffi Ahmad (CEO RANS Entertainment, Selebritis), Haryanto (Bakal Calon Gubernur Lampung 2024-2029), Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar), Juprius (Ketua Eksportir Kopi Indonesia/AEKI)
Pertemuan Haryanto dan Airlangga Hartarto tentunya bukan suatu hal kebetulan dan tanpa alasan yang kuat. Haryanto yang merupakan Ketua GNCP (Gerakan Nasional Cinta Prabowo) DPD Provinsi Lampung yang merupakan organisasi sayap Gerindra telah turut mengantarkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan telak sebanyak 70% di Provinsi Lampung. Hal tersebut juga menepis kekuatan Rahmat Mirzani yang notabene merupakan Ketua Gerindra yang dengan demikian kemenangan Prabowo-Gibran tidaklah mutlak kemenangan dari Gerindra terlebih mengingat besarnya dukungan masyarakat Lampung kepada Haryanto “Cagubnya Rakyat” sangat memungkinkan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran diperoleh dari andilnya seorang Haryanto beserta para pendukungnya. Maka dengan didukung kekuatan yang begitu besar dari masyarakat Lampung menjadikannya salah satu sosok yang bakal diperhitungkan bahkan menjadi shock terapi bagi lawan yang sebelumnya tidak mengetahui kehadirannya dan tidak memperhitungkannya.
Berikut sejumlah element pendukung Haryanto yang akrab disebut Cagubnya Rakyat: para Relawan Anggota ; SEDULUR (Seluruh Dukungan Luar Dalam Untuk Rakyat), Raja-raja/Tokoh Pemangku Adat, TTKKDH, PSHT, KERABAT (Keluarga Besar Rakyat Bersatu), Persatuan Becak Motor, KBSJ (Keluarga Besar dan Sahabat Juprius), Padepokan Kera Sakti, Padepokan Tapak Debus Banten, Paguyuban ASBANT (Asli Banten), PEPADI (Persatuan Dalang Indonesia), Persatuan Musisi Lampung, Persatuan Agen Travel Haji-Umroh), Agri Satu Bahtera Nasional, RI ANIS, GNCP (Gerakan Nasional Cinta Prabowo), Sahabat Ganjar, Keluarga Besar Pelindung Kehidupan, GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia), JARAK (Jaringan Rakyat Kecil), JPKP (Jaringan Pendamping kebijakan Pemerintah), Persatuan Keluarga Bali, Persatuan Keluarga Batak, Mejelis Attawasul Yaasiin Alfadillah, Majelis Tanbihul Ghofilin, Majelis Bahagia, CERMAT (Gerakan Politik Cerdas dan Bermartabat), Gabungan Kelompok Tani Harapan Jaya, Paguyuban Cadas Banten, Gabungan kelompok Nelayan, Gabungan Pengusaha Dalam-Luar Negeri, Persatuan Ojek Online Provinsi Lampung, Padepokan Siliwangi, BRINUS (Brigade Nusantara) dll.
Rangkaian hal tersebut menggambarkan dinamika politik yang berubah di Pilgub Lampung, dan memberikan sinyal bahwa Arinal Djunaidi ataupun Hanan A Rozak harus menghadapi tantangan yang semakin besar untuk memperoleh rekomendasi Partai Golkar.
Laporan.
(Helmi)