DPC PWRI Tuba,Laporkan Inspektorat Ke Kejari Tulang Bawang Terkait Adanya Dugaan Pungli Di 147 Kampung.

Detikinvestigasi.com.Tulang Bawang –

Inspektorat Tulang Bawang, provinsi Lampung, secara resmi dilaporkan oleh Organisasi Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPC PWRI)Tulang Bawang ke Kejaksaan Negeri Menggala,Surat laporan tersebut diberikan langsung ke Korps Adhyaksa terkait adanya dugaan pungli senilai Rp.4 Juta Rupiah per satu Kepala Kampung sedangkan diketahui Jumlah Kampung yang ada di Kabupaten Tulang Bawang mencapai 147 Kampung,Surat laporan tersebut di layangkan pada Senin 14/11/2024.

Junerdi,selaku Ketua DPC PWRI Tulang Bawang mengatakan,”Hari ini kami resmi melaporkan Inspektorat ke Kejari Tulang Bawang, baik itu Inspektur dan Irban yang terlibat dalam indikasi tersebut juga ikut kami laporkan. Adapun laporan dimaksud mengenai dugaan Pungutan Liar (Pungli) senilai 4 juta rupiah yang dinilai bertentangan dengan Permendes tentang Pedoman Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023, atau lebih tepatnya dugaan perbuatan melawan hukum. Bahkan termasuk indikasi pengambil alihan proyek fisik dana desa dari 147 kampung juga disinggung dalam laporan ini.

“Dengan adanya laporan yang telah kami layangkan ke Kejari Tulang Bawang tersebut kami berharap agar dapat segera ditindaklanjuti oleh aparatur penegak hukum setempat.mengingat adanya dana yang terindikasi beraroma pungli untuk kegiatan berselimut Pembinaan atau Pendampingan yang dilakukan oleh Inspektorat Tulang Bawang tahun 2023 – 2024, merupakan dana pemerintah yang bersumber dari pajak bersama.

Harapan kami, APH dalam hal ini Kejaksaan Negeri Tulang Bawang secepatnya menindaklanjuti laporan yang telah diberikan, termasuk memanggil para kepala kampung dan pihak Inspektorat Tulang Bawang sesegera mungkin guna mempertanyakan prihal itu. Sebab anggaran yang ditengarai pungli adalah Dana Desa bersumber dari pajak rakyat, yang mesti dipertanggung jawabkan baik itu penggunaan atau ketepatan pengelolaannya,”Ungkap Junerdi.

Beberapa waktu lalu telah dimuat dalam pemberitaan,”Kepala Kampung di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, akui terdapat penarikan dana senilai Rp.4 juta rupiah di tahun 2023 hingga 2024,dengan dalih untuk kegiatan pendampingan oleh Inspektorat Tulang Bawang pada Rabu 30/10/2024 lalu.

“Penarikan dana sebesar Rp.4 juta rupiah yang diindikasi pungli lantaran diyakini tidak sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang – undangan,selain diperuntukkan untuk penyusunan rencana kegiatan ada juga digunakan untuk penyelesaian SPJ.

Tarikannya 4 juta rupiah, langsung inspektorat, untuk dana pendamping. Maksudnya, untuk penyelesaian SPJ dan segala macam,” Ungkap kepala kampung berinisial N kepada awak media, ketika dimintai keterangan terkait adanya dugaan pungli dan tidak sesuai ketentuan pada penarikan dana 4 juta rupiah dimaksud.

Kemudian hal serupa juga dikatakan oleh beberapa kepala kampung lainnya,Kepala kampung itu mengatakan jika di tahun 2023 hingga 2024 terdapat penarikan sebesar 4 juta rupiah dan wajib bayar, yang mana diikuti oleh seluruh kepala kampung di Sai Bumi Nengah Nyappur.

“Tahun 2023 dan 2024, ada dana pendampingan senilai Rp 4 juta kita wajib bayar dalam hal peningkatan kapasitas, dan kampung seluruh Tulang Bawang ikut semua. Kalau saya baru, jadi saya ikut saja yang lama,”Kata kepala kampung inisial E pada awak media.

Kepala kampung inisial N,E dan A,juga menerangkan bahwa dirinya mengikuti kegiatan pendampingan dengan menyetorkan dana senilai Rp.4 juta rupiah. Setoran uang sebanyak Rp. 4 juta rupiah tersebut kegunaannya untuk penyusunan RAB dan memperbaiki kesalahan.

“Kami ikut semua untuk pendampingan dengan dana Rp.4 juta rupiah, kegunaannya untuk penyusunan RAB serta membantu kita memperbaiki yang salah. Penyusunan RAB dan Pendampingan itu, dananya satu paket,”Ungkap A pada wartawan.

Kendati demikian, Inspektorat Tulang Bawang hampir tidak membantah terkait indikasi ketidaksesuaian ketentuan terhadap penarikan dana 4 juta rupiah, kepada 147 kampung tahun 2023 – 2024 di kabupaten itu. Menurut Irwansyah. HNT atau Irban II sekaligus Plh. Sekretaris Inspektorat didampingi Gober Cahyadi (Irban V) dan Tarruci (Bagian Koordinator Tindaklanjut) mewakili Kepala Inspektorat Tulang Bawang Untung Widodo, mengatakan jika dana kampung senilai dimaksud didalihnya digunakan untuk pendampingan peningkatan kapabilitas aparatur kampung.

“Itu untuk peningkatan kapabilitas, jadi sebelum mereka ini dilakukan audit ya.. bang, mereka (Aparatur Kampung – Red) ini kita kasih tahu dahulu lho, pelajarin, tapi kalau masih ada temuan tetap kita tindaklanjut. Karena mereka itu, kita khan ada yang namanya melakukan audit berdasarkan resiko, jadi yang dilakukan audit itu apa, kemudian mereka meminta untuk dilakukan pembinaan, lalu kita lakukan tindaklanjut untuk peningkatan kapabilitas,” Ujarnya para pejabat Inspektorat Tulang Bawang, saat dimintai informasi terkait penarikan atau dugaan pungli senilai 4 juta rupiah dari dana kampung tersebut.

Lebih lanjut, Plh. Sekretaris yang didampingi para pejabat Inspektorat Tulang Bawang lainnya, juga mengatakan bila pelaksanaan kegiatan pendampingannya dilaksanakan di kampung, dan kecamatan wilayah setempat. Sementara untuk SPJ nya, berada di kampung.

“Untuk pelaksanaanya, ya… dilakukan dikampung, ada juga yang dilakukan dikecamatan atas permintaan mereka sendiri. Dan untuk pembiayaan kegiatan, itu dari kampung, karena mereka yang minta. Jadi untuk dana tersebut, digunakan untuk kegiatan mereka itulah, SPJ nya juga ada di kampung,” Terangnya pejabat Inspektorat Tulang Bawang pada wartawan.

Namun disinggung terkait penghitungan dan lainnya (Sebagaimana telah beredar informasi terkait dugaan pengambilan alihan proyek fisik dana desa tahun 2023 – 2024 dari 147 kampung di kabupaten Tulang Bawang – Red) include dalam kegiatan pendampingan, Inspektorat Tulang Bawang berupaya mengelak bahwa kegiatan pendampingan peningkatan kapabilitas aparatur kampung yang telah dilakukan oleh pihaknya bukanlah termasuk masalah kegiatan fisik, tetapi hanya Administrasi dan Tupoksi. Anehnya, Inspektorat pun turut membenarkan adanya penghitungan perencanaan kegiatan yang dilakukan pihaknya.

“Peningkatan kapabilitas ini bukan hanya masalah administrasi keuangan, peningkatan kapabilitas itu temasuk Tupoksinya. Dan dalam peningkatan kapabilitas ini juga, bentuknya semua terkait (Termasuk penghitungan rencana kegiatan – Red). Tetapi ini cuma dari segi administrasi ya.., dan bukan masalah kegiatan fisik,” Pungkasnya pejabat inspektorat Tulang Bawang itu pada awak media.

( Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *